Thursday, May 29, 2008

Another Zaini Story

Ingat Zaini dengan cerita hot kemarin ini yang bikin susah kita-kita orang naro muka? Pasti ingat dengan sepak terjangnya yang membuat malu kita semua. Beberapa hari ini sedang hangat lagi Zaini yang lain dengan cerita yang lain pula. Namun sama-sama membuat gempar. Zaini pertama bikin geger dengan amoral. Zaini yang bikin gempar saat ini, lengkapnya Achmad Zaini Suparta, membuat janji akan bagi-bagi uang miliaran rupiah.


Achmad Zaini Suparta seorang misterius mengaku kejatuhan rezeki warisan dari orang tuanya. Sebuah amplop warisan orangtuanya berisi ribuan trilliun rupiah. Jumlahnya 20 kali lipat nilai APBN kita, menurutnya. Dua tahun lalu sang OKB baru ini membuka amplop warisan setelah 1000 hari orangtuanya meninggal. Namun sayang sang milyarder tidak mau menjelaskan asal usul uang lebih rinci lagi.

Berita penyejuk hati di kala kemiskinan makin menjadi akibat harga BBM mencekik rakyat datangnya seperti beruntun saja. Minggu lalu, Si Blue Energy jadi bintangnya. Formulanya yang jadi tanda tanya besar bagi pakar kimia sekalipun, malah mendapat sokongan dari pemerintah sebagai bahan bakar alternatif. Keilmiahan yang jadi tolak ukur logika sudah tertutup "grasah-grusuh" agar cepat menutupi keputusan yang tanpa memberikan solusi matang. BLT bagai menabur garam ke dalam lautan. Bukan memberi joran yang berkah manfaat.

Jaman rezim yang lalu, terbetik cerita lain yang hampir sama gemparnya. Pagi-pagi buta Kabuyutan Batu Tulis terbongkar tanahnya. Harta karun hasil wangsit impian jadi pepesan kosong. Sang Penggali seorang penguasa yang harusnya jadi pengayom agama-agama malah terlipur oleh "bisikan leluhur". Akhirnya mendekam di "Hotel Prodeo" akibat kesilauan dunia. "Apa kata dunia", mengutip sang jendral preman Nagabonar.

Harapan dengan bumbu-bumbu tahyul dan klenik masih sering jadi jalan pelipur lara di negeri ini. Uang Brazil masih sering beredar ditawar-tawarkan dari mulut penjual "kecap". Berkotak-kotak uang IDR harta dana revolusi masih sering terdengar dibicarakan di warung kopi pinggir jalan. Banyak orang awam termakan omongan terjebur dalam lubang hutang. Bukan pendidikan dan kerja keras yang dinomorsatukan, togel-togel mengalahkan uang SPP dan susu buat anak.

Zaini sang orang kaya baru semoga tidak jadi hembusan angin di gersangnya negeri yang baru keluar dari persekutuan importir minyak ini.

Salam,
Bagja

Tuesday, May 20, 2008

Kopdar MPer n Photo Session Mount Salak @Bogor Trade Mall

Ingin merasakan tempat awal Bogor dikenal sebagai buitenzorg, sambil ngobrol dengan para cyber di ketinggian sekitar 50m berlatar Gunung Salak dan sunset yang membias dari atas Kota Bogor?
Ingin sambil motret dari top roof di bekas Hotel Bellevue, hotel elite jaman Belanda di Buitenzorg?

Hadir lah pada Kopdar para cyber di:

Tempat : Bogor Trade Mall (BTM), foodcourt Lt.3
Alamat : Jl. Ir H. Djuanda - Bogor
Hari/Tanggal : Sabtu, 24 Mei 2008
Jam : 17:00 WIB - selesai

Link terkait: http://ariesca.multiply.com/journal/item/53/MPers_Bogor_Gathering_BTM

Salam,
Bagja

Note:
- Gratissss
- Cuma bawa kado berisi apa saja yang bernilai sekitar Rp 10.000,-.
Untuk tukar-tukaran kado guna mempererat dan mencairkan suasana.

Tuesday, May 13, 2008

Terancam dari Yogja Sebuah Catatan Perjalanan Singkat

Harusnya aku dan keluarga sudah berada di Yogja pada 20 Maret 2008. Tapi, "high session" yang bertepatan dengan libur Maulid Nabi Muhammad SAW membuat semua tiket ludes diborong. Tiket pesawat maupun kereta tak satupun yang kudapat. Timbang sana timbang sini, undur lah tanggal keberangkatan menjadi 1 Mei 2008.

Mandala jadi maskapai yang kuincar. Hanya 200ribuan bisa naik pesawat yang cuma terkisar harga 100ribuan dengan travel dan sekitar puluhan ribu rupiah dengan kereta. Waktu tempuh, sudah jelas beda jauh. Dengan pesawat cukuplah membuat penat sekitar 50 menit sudah dapat mentransfer diri dari Jakarta ke Yogja. Kereta bisa memerlukan waktu sekitar 8 - 10 jam untuk mencapai kota gudeg. Apalagi travel, membutuhkan waktu yang paling lama dan jelas membikin rasa sumpek dan penat semakin terasa, yakni sekitar 12 jam.

Untuk penginapan, sudah kurencanakan harus dekat dekat pusat keramaian "Malioboro". Setelah browsing dan tanya kiri-kanan, pilihanku Hotel Ibis. Selain tepat di Malioboro, juga dapat diskon lumayan dari kenalan adikku. Hotel yang bersih, aman dan tentu saja nyaman bagi keluargaku. Mungkin kalau "backpeker" sendirian akan kupilih losmen-losmen yang berjejeran di sekitar Malioboro, dan penginapan hemat ini pun tidak kalah bersih serta nyaman.

Transportasi apa yang kupilih untuk mengantar ngalor-ngidul di Yogja? Itu pertanyaan selanjutnya dalam perjalanan liburanku ini. Sewa mobil? Pasti ini yang terlintas pertama kali. Rental mobil pun segera kuhubungi. Patokan harganya rata-rata sebagai berikut: Mobil sejenis Suzuki APV untuk 3 hari dengan lama pemakai 24jam sehari sebesar Rp 900ribu. Kalau 3 hari dengan lama pemakaian 12jam perhari sebesar 500ribuan. Itu sudah dengan supir. Bahan bakar, tanggung jawab penyewa. Cukup murah dibanding kota lain, seperti di Bogor yang bisa sebesar 300ribuan untuk 12jam perhari dengan jenis mobil yang sama.

Kubooking mobil untuk 3 hari dengan lama pemakai perhari 12jam seharga 500ribuan. Namun beberapa hari sebelum tanggal keberangkatan, bookinganku dicancel oleh rental. Sungguh tidak professional. Bingung, beberapa hari lagi ke hari-H tapi belum ada kendaraan untuk di sana. Haruskah batal lagi ke Yogja?

Bikin gemes saat dibatalkan oleh rental dengan alasan mobilnya semua full. Lucu, aku sudah book dari awal tapi kok bisa dibilang full di saat-saat yang mepet. Untung teman adikku menawarkan kendaraannya yang bisa kugunakan. Dengan kesediaannya pula, dia siap menjadi supir. Suatu keberuntungan yang tidak disangka-sangka. Walaupun diberikan sukarela, tetap aku tawarkan harga yang sama dengan harga sewa mobil disana. Timbal balik dari rasa terima kasih atas jasa dan bantuannya, sekedar uang lelah. Matur nuwun Mas Adit.

Semua persiapan akomodasi sudah dirasa cukup. Untuk pulang ke Bogor di hari Minggu, sudah kupilih menggunakan travel saja. Pertimbangannya karena pulang pasti membawa barang-barang banyak dan lokasi tempat tinggal di Bogor, cukup repot jika menggunakan pesawat atau kereta. Tapi dengan travel bisa langsung dijemput dari lokasi di Yogja, dan diantar langsung sampai di depan pintu rumah di Bogor. Tanpa perlu gonta-ganti moda angkutan lainnya.

1 Mei 2008, sampailah kami di kota budaya pada pukul 10 pagi kurang 5 menit. Di jemput oleh adikku dan temannya, serta tak lupa kendaraan yang bakal menemani sepanjang liburan di Yogja.

Sesuai jadwal yang telah kubuat, harusnya kami langsung ke hotel. Yah, baru aku sadar setelah diberitahu bahwa hotel baru dapat reservasi pada pukul 1 siang. Ada perubahan mendadak dari rencana yang telah kususun. Rencana daftar kunjungan ku ini adalah bantuan dari teman-teman. Seperti: Mas Guni, Kang Haris, Mbak Nawang, juga tak lupa Emak Julie. Terima kasih semuanya.

Atas saran Mas Adit, kami langsung ke Prambanan. Dan kalau sempat bisa mengunjungi beberapa candi di sekitar Prambanan. Foto-foto di Prambanan dan sedikit cerita bisa dilihat di sini.

Yogja sungguh tidak menyambut kami

Dari hari pertama tiba, hujan sudah mengguyur di kota yang biasanya panas dan kemarau. Sebelum kami tiba, disana sudah agak lama tidak turun hujan. Kenapa saat kami tiba hujan seperti tercurah deras menyambut. Tapi, hujan membawa rejeki bagi petani. Berarti kedatangan kami lah yang membawakannya turun untuk dinikmati. Berkah, Alhamdulillah.

Cuaca sudah memporak-porandakan rencana kami. Sendra Tari Ramayana yang dimainkan di pelataran Candi Prambanan jadi urung ditampilkan. Borobudur yang kami kunjungi keesokkan harinya, hanya sebentar bisa dinikmati. Hujan besar datang mengguyur saat kami baru sampai beberapa saat di Candi yang dinobatkan sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia. Sedikit cerita dan foto-foto Borobudur yang berlatar mendung bisa dilihat di sini.

Di hari kedua, hari Jumat 2 Mei 2008, sebelum ke Borobudur kami sempatkan ke "Ketep". Suatu nama daerah dataran tinggi yang dari sana dapat menikmati keindahan puncak Merapi. Letaknya tidak jauh melewati sekitar 20km dari Borobudur ke arah Gunung Merapi. Namun sekali lagi kami dikalahkan oleh cuaca. Mendung sudah bergelayut di Ketep. Kabut menutupi lereng dan puncak Merapi yang belum lama menghebohkan dengan letusannya. Puncak gunung yang membuat naik daun nama Mbah Maridjan ini, seolah lenyap dari pandangan. Hanya udara sejuk dan jagung bakar yang dapat kami nikmati disana. Sedikit cerita dan foto di Ketep dapat dilihat di sini.

Di hari ketiga, Sabtu 3 Mei 2008, sepenuhnya kami fokuskan untuk ke Solo. Target kami bisa masuk ke Puri Mangkunegaran, Pasar Klewer, dan Candi Sukuh. Karena jarak yang cukup jauh dari Yogja ke Solo, yang memakan waktu sekitar 3 jam, direncanakan berangkat jam 8 pagi. Namun, rencana tinggal rencana. Adikku ingin ikut, sementara dia ada kuliah pagi dulu sampai jam 10. Terpaksalah sambil menunggunya jam 10, kami wisata belanja dulu ke menunggu sampai ke Kasongan dan Manding. Desa wisata Kasongan sudah banyak orang tahu untuk belanja macam-macam keramik. Sedangkan Manding, aku pun baru tahu, yaitu banyak pengrajin kulit. Sepatu, dompet, tas serta jaket yang terbuat dari kulit berupa-rupa modelnya. Foto-foto Desa Wisata Manding bisa dilihat di sini.

Karena menunggu adik selesai kuliah, kami jadi baru berangkat ke Solo jam 10.30. Sudah sangat siang dan pasti berubah banyak dari jadwal yang aku buat. Pasti akan ada target yang tidak dapat dikunjungi.

Mentari di Solo mencorong dengan terik. Berbeda dengan Yogja yang mendung semenjak kami datang. Solo panas dan cerah. Di pusat kota, yang kami cari untuk patokan adalah jalan Slamet Riyadi. Jalan utama yang membelah Kota Solo. Jalan ini kami jadikan patokan arah untuk menuju Puri Mangkunegaran. Tidak ada yang mengenal dengan baik jalan-jalan di kota ini. Kami putar-putar beberapa kali. Bertanya-tanya arah ke Puri Mangkunegaran. Kebanyakan mengarahkan ke Kraton Solo. Sekitar setengah jam, barulah kami menemukan Puri Mangkunegaran. Itupun setelah berkeliling 3 putaran hanya untuk mencari pintu masuknya.

Tak lama kami berkeliling Puri Mangkunegaran diantar oleh seorang pemandu. Pemandu menerangkan sekilas mengenai sejarah Puri Mangkunegaran. Diperlihatkan juga benda-benda yang pernah digunakan oleh Sultan dan Putri Kraton Solo. Ada bekas alat pengaman anti selingkuh yang harus dipasang untuk putri atau pangeran. Pedang-pedang dari mancanegara tak tertinggal dipamerkan. Kereta-kereta yang indah dari yang pertama sampai kereta yang bakal digunakan untuk acara perkawinan putri solo di bulan Juni ini, turut dipaparkan.

Hanya sekitar setengah jam saja kami di Puri Mangkunegara, selanjutnya bergegas kami ke pasar batik yang terkenal di Solo, yakni Pasar Klewer. Berhubung waktu sudah agak sore, diperkirakan tidak akan sempat ke lokasi lain di Solo. Kembali kami tersasar mencari lokasi Pasar Klewer. Dua kali lewat Alun Alun Solo, niat mencari parkir, akhirnya lewat lagi dan berputar kembali.

Sudah terbayang pengap dan ramainya pengunjung Pasar Klewer. Kuputuskan tidak ikut masuk ke dalam pasar. Cukup menunggu dengan anak-anak sambil jalan kaki saja di seputar alun alun, mesjid dan halaman Kraton. Putusan yang tepat, cukup mengkuatirkan membawa anak-anak di keramaian dan sepengap Pasar Klewer. Bau malam di kain-kain batik yang dijual bisa membuat sesak nafas. Belum lagi susah mengawasi anak-anak di keramaian.

Tak lama kami di Solo. Sekitar jam 2 sore kami sudah bergerak pulang kembali ke Yogja. Diharapkan sampai Yogja sekitar jam 5 sore. Sengaja memilih pulang ke Yogja sekitar jam 5 sore, karena kami belum menjelajahi Malioboro semenjak tiba. Padahal malam ini adalah malam terakhir di Yogja. Jadi di malam minggu ini kami puaskan mencuci mata di Malioboro. Foto-foto di Solo, silahkan diklik di sini.

Hari keempat, Minggu 4 Mei 2008, merupakan hari terakhir liburan kami di Yogja. Sesuai rencana, hari ini kami akan keliling Kota Yogja. Tempat-tempat wisata di dekat pusat kota adalah Benteng Vredeburg, Kraton, Museum-museum dan Taman Sari. Jadinya kami hanya sempat ke Taman Sari. Tapi cukup memuaskan. Taman sari seperti mewakili semua tempat wisata di pusat kota Yogja. Ada unsur kraton, benteng, adat Jawa, Islam, Portugis.

Taman Sari cukup luas untuk dijelajahi. Ada sekitar satu jam kami dipandu. Setelah checkout dari hotel pagi-pagi jam 9, kami putuskan menitipkan barang-barang bawaan ke tempat adik di jalan raya Bantul. Dari tempat adikku ini, kami baru balik lagi ke pusat kota dengan naik becak menuju Taman Sari. Sehingga nanti sore jam 4, mobil travel yang menjemput bisa langsung dari tempat adik.

Di bekas pemandian selir-selir Sultan ini, kami diterangkan bahwa dulu Raja Yogja memilih selir-selirnya untuk menemani di peraduan dengan cara melemparkan kembang ke selir yang ditaksir. Puluhan selir akan berjejer di kolam, dan sang raja melempar kembang dari atas panggung. Sambil memilih bakal selir yang akan menemani malam-malam sang raja, ketepatan lemparan kembang menguji kadar kesaktiannya. Bilamana meleset, tidak mengenai selir pilihan atau mengenai selir yang bukan pilihannya, maka menandakan ada sesuatu hal atas ilmu kanuragan sang raja.

Menara diatas kolam merupakan tempat raja bercengkrama dengan selir pilihan. Di dalam ada bale tempat tidur, saat itu aku lihat masih ada sesajen diatasnya. Ada kamar tempat menaruh pakaian dan meletakkan mahkota. Di depan lemari pakaian, lebih tepat disebut rak pakaian, ada kendi untuk berkaca dan mengukur ilmu kesaktiannya.

Sekeliling kolam selesai diterangkan oleh pemandu. Tak luput diterangkan pula pohon kepel di halaman. Pohon yang kembangnya digunakan oleh raja sebagai pengusir bau keringat. Sambil berjalan menuju mesjid bawah tanah, yang lokasinya sekarang sudah berada di tengah-tengah perkampungan padat, kami dijelaskan bekas-bekas tembok benteng dan bekas laut buatan. Laut buatan saat ini lokasinya jadi Pasar Burung Ngasem. Dulu dipakai oleh raja untuk berperahu ke Taman Sari. Selain berperahu, raja juga terkadang melalui jembatan atau lewat terowongan bawah tanah dari Kraton ke Taman Sari.

Mesjid bawah tanah di Taman Sari masih kokoh berdiri. Dari tengah-tengah perkampungan padat ada tangga ke terowongan menuju mesjid. Berbentuk melingkar dengan tempat wudhu di tengah-tengah lingkaran. Ada coakan yang digunkan sebagai mihrab. Tempat makmum shalat melingkar mengelilingi tempat wudhu. Sangat artistik.

Taman Sari secara arsitektur ada perpaduan unsur-unsur Portugis. Menurut cerita ada seorang portugis yang diselamatkan raja dan dijamu oleh raja. Akhirnya raja memerintahkannya untuk membangun suatu kolam pemandian. Maka sekarang kita bisa melihat bahwa Taman Sari terlihat gaya-gaya Portugis di setiap sudut.

Berkisar satu jam di Taman Sari, selesai sudah pemandu menemani dan menerangkan detil-detil sejarahnya. Kami diantar keluar lewat belakang, yakni ke Pasar Burung Ngasem. Dari sana dengan berbeca ria kami ke Pasar Bringharjo. Sambil berpamitan, masih sempatnya pemandu memperingatkan agar berhati-hati di Pasar Bringharjo. Di hari libur yang ramai, copet-copet senang mencari kelengahan pengunjung.

Wisata Belanja

Tempat-tempat di Yogja yang menjadi incaran turis-turis lokal untuk berbelanja adalah:
- Malioboro
Tempat segala macam pernak-pernik kebutuhan dijajakan. Jalan terpanjang dan terbesar di Yogja, penuh dengan pedagang kaki lima menjual macam-macam dagangannya.
Hati-hati dengan copet yang memanfaatkan kelengahan kita saat asyik berbelanja. Juga sekarang sudah tidak nyaman untuk berjalan kaki karena banyak diganggu oleh tawaran tukang becak dan delman yang tidak melihat situasi. Tidak cukup sekali untuk menolak tawaran mereka. Pikir masak-masak untuk menerima tawaran diantar berkeliling ke toko kaos atau bakpia dengan harga hanya 2ribu rupiah. Aku sempat termakan tawarannya, karena kupikir sangat murah. Namun saat akan dibayar sesuai harga di awal mereka akan mengancam kita agar memberikan ongkos yang jauh lebih besar. Foto-foto Malioboro silahkan klik di sini.
- Pasar Bringharjo
Berada di pinggir Malioboro, pasar ini adalah pasar yang paling ramai. Di sini di jual batik-batik Yogja, dari yang paling murah sampai yang mahal. Buah-buahan serta makanan pasar khas Yogja juga banyak disini. Namun, hati-hati dengan dompet dan perhiasan yang dipakai, karena banyak tangan-tangan jail yang mencari kesempatan dalam kesempitan di sini.
- Mirota
Walaupun secara harga agak lebih mahal, namun lebih nyaman untuk berbelanja dan relatif lebih aman serta lengkap. Tapi, bagi yang tidak tahan dengan bau kemenyan (dupa) agar menghindari tempat ini. Aku saja pusing lama-lama di dalam toko ini. Bau dan asap dupa sangat mengganggu.
- Kasongan
Kasongan adalah sebuah nama desa. Dengan predikat sebagai desa wisata, khusus untuk produk-produk kerajinan keramik. Letaknya sekitar 20km dari pusat kota. Banyak kios-kios yang menjual berbagai macam keramik. Dari yang pernik-pernik kecik sampai patung-patung besar. Masih terasa suasan akibat gempa di sini. Kios-kios masih ada yang belum diperbaiki sepenuhnya. Sampai-sampai gerbang jalan masuk ke Desa Kasong masih terlihat penuh dengan retak-retak akibat gempa.
Mengenai harga relatif lebih mura dibanding dengan Bali. Bahkan dengar-dengar barang-barang yang dijual di Pasar Sukowati Bali dan di uta, banyak diimport dari sini.

- Manding
Desa pengrajin kulit di dekat Desa Kasongan. Letaknya tidak beberapa jauh dari Desa Kasongan, sekitar 5KM. Cuma di desa ini khusus menjual barang-barang dari kulit, seperti jaket, sepatu, ikat pinggan, dompet dan lain-lain.

Wisata Kuliner

- Gudeg
Gudeg sudah terkenal dimana-mana sebagai makanan khas Yogja. Makanan yang terbuat dari buah keluwih (timbul) sangat nikmat. Bisa dimakan di segala kondisi. Agak awet untuk bertahan tidak basi. Aku suka sekali dengan makanan ini. Ada manis, asin, pedes dan gurih. Apalagi dengan krupuk kulit yang jadi lembek karena direndam kuah. enyal dan nikmat.
Di sepanjang Malioboro banyak embok-embok (ibu-ibu separuh baya) yang berjualan gudeg. Di setiap gang yang bermuara ke maliobor, pasti ada penjual Gudeg. Di jual di pagi atau di malam hari. Untuk sarapan, aku lebih suka berjalan keluar dari hotel sebntar untuk menikmati suasana pagi Malioboro sambil sarapan Gudeg. Cukup murah, hanya berkisar 5ribu rupiah sudah dapat telur pula.
- Bakpia
Ada banyak penjual Bakpia di sepanjangan Malioboro dan di jalan-jalan sekitarnya. Mereknya berupa-rupa pula. Biasanya bermerek sederatan angka, seperti merek "75", "234", dan lain-lain. Enak, dengan rasa dasar kacang hijau. Ada juga yang berasa durian, coklat dan lain-lain. Sekotak dengan isi 20 potong harganya 20ribuan.
- Kopi Jos
Di sebelah utara Stasiun Tugu ada penjual kopi yang beda cara penyediaannya dengan kopi lainnya. Kopi Jos namanya. Di tenda dengan angkringan dan berantrian penikmat kopi menunggu kopi disajikan dengan unik. Gula dan kopi diseduh air panas mendidih dan terakhir dimasukkan arang yang membara. Berbunyi josssss saat bara dicelupkan ke dalam air kopi di gelas. Aku sendiri belum sempat merasakan. Saat lewat disana, antrian sudah mengkereta, dan hujan gerimis sedang turun.
Menurut adikku, tempat ini sering dipakai juga untuk shooting-shooting. Dan kata yang sudah merasakan Kopi Jos, rasanya mantep tenan.

- Pecel
Pecel seperti gado-gado, rebusan sayuran diberi bumbu kacang. Ada pedas dan nikmat. Tapi aku tidak berani mencicipi. Perutku agak sensitif dengan makanan berbumbu kacang. Di depan Pasar Bringharjo, Mak Bundel Julie merekomendasikan pecel yang enak. Cobalah rasakan nikmatnya, sambil mecel dan nongkrong depan pasar Bringharjo di Malioboro.

- Makanan Sunda Mang Engking
Jauh-jauh ke Yogja, akhirnya lidah terdampar di makanan sunda. Perjalanan pulang dari Borobudur, dengan magrib baru saja menjelang. Perut kami sudah tidak bisa diajak kompromi, karena makan siang tadi hanya dengan baso di warung depan komplek Candi Borobudur. Celetukan adik, menyinggung tayangan kulinernya Pak Bondan "Maknyus" yang pernah dilihatnya bertandang ke resto makanan sunda Mang Engking di Yogja.
Jalannya di Jl.Godean KM 16. Berarti sejalan pulang dari arah candi menuju pusat kota Yogja. Diputuskan untuk mencicipi makanan sunda di tanah jawa. Sesuatu yang rada-rada berbeda dan membuat kami penasaran.
Berada agak menyepi di tengah kolam-kolam dan telaga, bangunan-bangunan bambu khas sunda seperti menyambut kami. Ditambah sapaan pelayan, yang dari nada dan gaya bicara mengingatkan tanah sunda. Tebakan kami benar. Mereka kebanyakan berasal dari Tasik atau Ciamis. Seperti pulang kampung, pesanan pun menggunakan bahasa sunda.
Dengan perut keroncongan, rasanya menu apapun yang disodorkan pasti kami lahap. Walaupun sudah tahu dari acara kuliner Pak Bondan, tetap saja untuk lebih yakin kami tanyakan menu spesial yang jadi andalan. Kami coba semua menu yang enak, yaitu kepiting saus madu. Hmm mendengarkan suara "kepiting saus madu" saja air liur sudah tak tahan. Dan tak lupa udang galah yang mantep. Serta ikan gurame bakar. Asli, makanannya "bukan" enak saja. Tapi, benar-benar enak.
Untuk minum, katanya agar menetralisir kolesterol, kami pesan buah kelapa hijau. Sambil ucang-ucang kaki yang bisa menyentuh ke air kolam, kami menyantap semua pesanan sampai tak ada tersisa. Meja makannya berbentuk lesahan, hanya persis di bawah meja (seukuran panjang dan lebarnya) berlubang. Sehingga kita sambil makan, kaki kita keluar di lubang sampai bisa menyentuh air kolam.

- Terancam
Begitu mendarat di Yogja dan kami langsung ke Prambanan. Pulang dari Prambanan sudah jam 2 sore. Saat menuju ke hotel, baru ingat belum makan siang. Untung "supir" sudah hapal seluk-beluk kuliner di sana. Dibawanya kami ke warung Ayam Bakar Taman Siswa.
Sesampainya di resto, sepertinya menunya biasa-biasa saja. Ada yang memesan ayam bakar, ikan bakar dan sop. Cuma ada satu menu dalam daftar yang baru kali itu kulihat, yakni "terancam". Semuanya memesan "terancam", karena semuanya ingin tahu. Seperti apakah makanan ini?
Pesanan dengan nama yang aneh ini ternyata datang duluan. Secara rupa seperti urap di sunda. Isinya macam-macam sayuran yang sudah direbus setengah matang. Ada toge, kangkung, dan kol yang dicampur dengan parutan kelapa. Rasanya hampir sama dengan urap, tapi agak sedikit manis dan gurih. Semua pesanan kami, habis tanpa tersisa.

Primadonanya adalah "Terancam". Makanan khas Yogja yang enak dan menyehatkan. Semoga dengan makan ini aku tidak bakal pernah "terancam" lagi dari kunjungan di Yogja. Sambil serasa sayup-sayup suara Katon "KLa" mengantarkan hasrat rindu akan Yogja ....
"...........................
Pulang ke kotamu
ada setangkup haru dalam rindu..
masih seperti dulu tiap sudut menyapaku bersahabat..
penuh selaksa makna ....."

Salam,
Bagja

Link foto-fotoku tentang perjalanan ke Yogja:
1. Prambanan dan seribu candi yang sekarat
2. Borobudur: Puncak Kejayaan Nenek Moyang
3. Manding: Desa Wisata Pengrajin Kulit
4. Ketep: Pengintip Merapi
5. Solo: Kota Budaya
6. Alun Alun Yogja dari Atas Delman
7. Malioboro: Sepanjang Jalan Kenangan
8. Wisata Kuliner Yogja
9. Taman Sari: The Water Castle

Monday, May 12, 2008

Seraut wajah pada moneken

Seraut wajah pada moneken
(*untuk para korban tragedi mei 98)

Ayo..masuk kesini
Tak ada yang menjaga
Bebas..kau ambil apa saja
Sekardus indomie
Sekantong besar hp nokia
Kau gotong saja kulkas dan TV

Ayo ..segera masuk
Jarah lah barang tak bertuan ini
Gratis susu kaleng berkardus-kardus
Victorinox pisau mahal kantongi saja
Kau sebut lah untuk rakyat miskin

Tapi..
Jangan kau kaget gelap datang
Bara api tersulut bensin
Bau gosong sudah menunggu
Sampai kapan kan terungkap
Suatu misteri yang bukan misteri

Salam,
Bagja

*Innalillahi wa inna ilaihi rojiun




Thursday, May 8, 2008

Terancam dari Yogja

Harusnya aku dan keluarga sudah berada di Yogja pada 20 Maret 2008. Tapi, "high session" yang bertepatan dengan libur Maulid Nabi Muhammad SAW membuat semua tiket ludes di borong. Tiket pesawat maupun kereta tak satupun yang kudapat. Timbang sana timbang sini, undur lah tanggal keberangkatan menjadi 1 Mei 2008.

Mandala jadi maskapai yang kuincar. Hanya 200ribuan bisa naik pesawat yang cuma terkisar harga 100ribuan dengan travel dan sekitar puluhan ribu rupiah dengan kereta. Waktu tempuh, sudah jelas beda jauh. Dengan pesawat cukuplah membuat penat sekitar 50 menit sudah dapat mentransfer diri dari Jakarta ke Yogja. Kereta bisa memerlukan waktu sekitar 8 - 10 jam untuk mencapai kota gudeg. Apalagi travel, membutuhkan waktu yang paling lama dan jelas membikin rasa sumpek dan penat semakin terasa, yakni sekitar 12 jam.

Untuk penginapan, sudah kurencanakan harus dekat dekat pusat keramaian "Malioboro". Setelah browsing dan tanya kiri-kanan, pilihanku Hotel Ibis. Selain tepat di Malioboro, juga dapat diskon lumayan dari kenalan adikku. Hotel yang bersih, aman dan tentu saja nyaman bagi keluargaku. Mungkin kalau "backpeker" sendirian akan kupilih losmen-losmen yang berjejeran di sekitar Malioboro, dan penginapan hemat ini pun tidak kalah bersih serta nyaman.

Tranportasi apa yang kupilih untuk mengantar ngalor-ngidul di Yogja? Itu pertanyaan selanjutnya dalam perjalanan liburanku ini. Sewa mobil? Pasti ini yang terlintas pertama kali. Rental mobil pun segera kuhubungi. Patokan harganya rata-rata sebagai berikut: Mobil sejenis Suzuki APV untuk 3 hari dengan lama pemakai 24jam sehari sebesar Rp 900ribu. Kalau 3 hari dengan lama pemakaian 12jam perhari sebesar 500ribuan. Itu sudah dengan supir. Bahan bakar, tanggung jawab penyewa. Cukup murah dibanding kota lain, seperti di Bogor yang bisa sebesar 300ribuan untuk 12jam perhari dengan jenis mobil yang sama.

Kubooking mobil untuk 3 hari dengan lama pemakai perhari 12jam seharga 500ribuan. Namun beberapa hari sebelum tanggal keberangkatan, bookinganku dicancel oleh rental. Sungguh tidak professional.

Bingung, beberapa hari lagi ke hari-H tapi belum ada kendaraan untuk di sana. Haruskah batal lagi ke Yogja?

Bikin gemes saat dibatalkan oleh rental dengan alasan mobilnya semua full. Lucu, aku sudah book dari awal tapi kok bisa dibilang full di saat-saat yang mepet.

Untung teman adikku menawarkan kendaraannya yang bisa kugunakan. Dengan kesediaannya pula, dia siap menjadi supir. Suatu keberuntungan yang tidak disangka-sangka. Walaupun diberikan sukarela, tetap aku tawarkan harga yang sama dengan harga sewa mobil disana. Timbal balik dari rasa terima kasih atas jasa dan bantuannya, sekedar uang lelah. Matur nuwun Mas Adit.

Semua persiapan akomodasi sudah dirasa cukup. Untuk pulang ke Bogor di hari Minggu, sudah kupilih menggunakan travel saja. Pertimbangannya karena pulang pasti membawa barang-barang banyak dan lokasi tempat tinggal di Bogor, cukup repot jika menggunakan pesawat atau kereta. Tapi dengan travel bisa langsung di jemput dari lokasi di Yogja, dan diantar langsung sampai di depan pintu rumah di Bogor. Tanpa perlu gonta-ganti moda angkutan lainnya.

1 Mei 2008, sampailah kami di kota budaya pada pukul 10 pagi kurang 5 menit. Di jemput oleh adikku dan temannya, serta tak lupa kendaraan yang bakal menemani sepanjang liburan di Yogja.

Sesuai jadwal yang telah kubuat, harusnya kami langsung ke hotel. Yah, baru aku sadar setelah diberitahu bahwa hotel baru dapat reservasi pada pukul 1 siang. Ada perubahan mendadak dari rencana yang telah kususun. Rencana daftar kunjungan ku ini adalah bantuan dari teman-teman. Seperti: Mas Guni, Kang Haris, Mbak Nawang, juga tak lupa Emak Julie. Terima kasih semuanya.

Atas saran Mas Adit, kami langsung ke Prambanan. Dan kalau sempat bisa mengunjungi beberapa candi di sekitar Prambanan. Foto-foto di Prambanan bisa dilihat di sini

ss

ssds











sdsad

Photobucket - Video and Image Hosting

Photobucket - Video and Image Hosting

Photobucket - Video and Image Hosting

Photobucket - Video and Image Hosting

Photobucket - Video and Image Hosting

Photobucket - Video and Image Hosting

Photobucket - Video and Image Hosting

Photobucket - Video and Image Hosting

Photobucket - Video and Image Hosting

Photobucket - Video and Image Hosting

Photobucket - Video and Image Hosting

Photobucket - Video and Image Hosting

Photobucket - Video and Image Hosting

Photobucket - Video and Image Hosting

Photobucket - Video and Image Hosting

Photobucket - Video and Image Hosting

Photobucket - Video and Image Hosting

Photobucket - Video and Image Hosting

Photobucket - Video and Image Hosting

Photobucket - Video and Image Hosting

bbb


kjkjj
[IMG]http://i167.photobucket.com/albums/u138/bagja2000/Yogja%201%20-%204%20Mei%2008/Prambanan/DSCF6864-1.jpg[/IMG][IMG]http://i167.photobucket.com/albums/u138/bagja2000/Yogja%201%20-%204%20Mei%2008/Prambanan/DSCF6879.jpg[/IMG][IMG]http://i167.photobucket.com/albums/u138/bagja2000/Yogja%201%20-%204%20Mei%2008/Prambanan/DSCF6886-1.jpg[/IMG][IMG]http://i167.photobucket.com/albums/u138/bagja2000/Yogja%201%20-%204%20Mei%2008/Prambanan/DSCF6888-1.jpg[/IMG][IMG]http://i167.photobucket.com/albums/u138/bagja2000/Yogja%201%20-%204%20Mei%2008/Prambanan/DSCF6889-1.jpg[/IMG][IMG]http://i167.photobucket.com/albums/u138/bagja2000/Yogja%201%20-%204%20Mei%2008/Prambanan/DSCF6893-1.jpg[/IMG][IMG]http://i167.photobucket.com/albums/u138/bagja2000/Yogja%201%20-%204%20Mei%2008/Prambanan/DSCF6894-1.jpg[/IMG][IMG]http://i167.photobucket.com/albums/u138/bagja2000/Yogja%201%20-%204%20Mei%2008/Prambanan/DSCF6895-1.jpg[/IMG][IMG]http://i167.photobucket.com/albums/u138/bagja2000/Yogja%201%20-%204%20Mei%2008/Prambanan/DSCF6897-1.jpg[/IMG][IMG]http://i167.photobucket.com/albums/u138/bagja2000/Yogja%201%20-%204%20Mei%2008/Prambanan/DSCF6899-1.jpg[/IMG][IMG]http://i167.photobucket.com/albums/u138/bagja2000/Yogja%201%20-%204%20Mei%2008/Prambanan/DSCF6900-1.jpg[/IMG][IMG]http://i167.photobucket.com/albums/u138/bagja2000/Yogja%201%20-%204%20Mei%2008/Prambanan/DSCF6901-1.jpg[/IMG][IMG]http://i167.photobucket.com/albums/u138/bagja2000/Yogja%201%20-%204%20Mei%2008/Prambanan/DSCF6902-1.jpg[/IMG][IMG]http://i167.photobucket.com/albums/u138/bagja2000/Yogja%201%20-%204%20Mei%2008/Prambanan/DSCF6903-1.jpg[/IMG][IMG]http://i167.photobucket.com/albums/u138/bagja2000/Yogja%201%20-%204%20Mei%2008/Prambanan/DSCF6904-1.jpg[/IMG][IMG]http://i167.photobucket.com/albums/u138/bagja2000/Yogja%201%20-%204%20Mei%2008/Prambanan/DSCF6905-1.jpg[/IMG][IMG]http://i167.photobucket.com/albums/u138/bagja2000/Yogja%201%20-%204%20Mei%2008/Prambanan/DSCF6911-1.jpg[/IMG][IMG]http://i167.photobucket.com/albums/u138/bagja2000/Yogja%201%20-%204%20Mei%2008/Prambanan/DSCF6916-1.jpg[/IMG][IMG]http://i167.photobucket.com/albums/u138/bagja2000/Yogja%201%20-%204%20Mei%2008/Prambanan/DSCF6917-1.jpg[/IMG][IMG]http://i167.photobucket.com/albums/u138/bagja2000/Yogja%201%20-%204%20Mei%2008/Prambanan/DSCF6918-1.jpg[/IMG]

ffd

fffff

ddd

dddd

[URL=http://i167.photobucket.com/albums/u138/bagja2000/Yogja%201%20-%204%20Mei%2008/Prambanan/DSCF6864-1.jpg][IMG]http://i167.photobucket.com/albums/u138/bagja2000/Yogja%201%20-%204%20Mei%2008/Prambanan/th_DSCF6864-1.jpg[/IMG][/URL][URL=http://i167.photobucket.com/albums/u138/bagja2000/Yogja%201%20-%204%20Mei%2008/Prambanan/DSCF6879.jpg][IMG]http://i167.photobucket.com/albums/u138/bagja2000/Yogja%201%20-%204%20Mei%2008/Prambanan/th_DSCF6879.jpg[/IMG][/URL][URL=http://i167.photobucket.com/albums/u138/bagja2000/Yogja%201%20-%204%20Mei%2008/Prambanan/DSCF6886-1.jpg][IMG]http://i167.photobucket.com/albums/u138/bagja2000/Yogja%201%20-%204%20Mei%2008/Prambanan/th_DSCF6886-1.jpg[/IMG][/URL][URL=http://i167.photobucket.com/albums/u138/bagja2000/Yogja%201%20-%204%20Mei%2008/Prambanan/DSCF6888-1.jpg][IMG]http://i167.photobucket.com/albums/u138/bagja2000/Yogja%201%20-%204%20Mei%2008/Prambanan/th_DSCF6888-1.jpg[/IMG][/URL][URL=http://i167.photobucket.com/albums/u138/bagja2000/Yogja%201%20-%204%20Mei%2008/Prambanan/DSCF6889-1.jpg][IMG]http://i167.photobucket.com/albums/u138/bagja2000/Yogja%201%20-%204%20Mei%2008/Prambanan/th_DSCF6889-1.jpg[/IMG][/URL][URL=http://i167.photobucket.com/albums/u138/bagja2000/Yogja%201%20-%204%20Mei%2008/Prambanan/DSCF6893-1.jpg][IMG]http://i167.photobucket.com/albums/u138/bagja2000/Yogja%201%20-%204%20Mei%2008/Prambanan/th_DSCF6893-1.jpg[/IMG][/URL][URL=http://i167.photobucket.com/albums/u138/bagja2000/Yogja%201%20-%204%20Mei%2008/Prambanan/DSCF6894-1.jpg][IMG]http://i167.photobucket.com/albums/u138/bagja2000/Yogja%201%20-%204%20Mei%2008/Prambanan/th_DSCF6894-1.jpg[/IMG][/URL][URL=http://i167.photobucket.com/albums/u138/bagja2000/Yogja%201%20-%204%20Mei%2008/Prambanan/DSCF6895-1.jpg][IMG]http://i167.photobucket.com/albums/u138/bagja2000/Yogja%201%20-%204%20Mei%2008/Prambanan/th_DSCF6895-1.jpg[/IMG][/URL][URL=http://i167.photobucket.com/albums/u138/bagja2000/Yogja%201%20-%204%20Mei%2008/Prambanan/DSCF6897-1.jpg][IMG]http://i167.photobucket.com/albums/u138/bagja2000/Yogja%201%20-%204%20Mei%2008/Prambanan/th_DSCF6897-1.jpg[/IMG][/URL][URL=http://i167.photobucket.com/albums/u138/bagja2000/Yogja%201%20-%204%20Mei%2008/Prambanan/DSCF6899-1.jpg][IMG]http://i167.photobucket.com/albums/u138/bagja2000/Yogja%201%20-%204%20Mei%2008/Prambanan/th_DSCF6899-1.jpg[/IMG][/URL][URL=http://i167.photobucket.com/albums/u138/bagja2000/Yogja%201%20-%204%20Mei%2008/Prambanan/DSCF6900-1.jpg][IMG]http://i167.photobucket.com/albums/u138/bagja2000/Yogja%201%20-%204%20Mei%2008/Prambanan/th_DSCF6900-1.jpg[/IMG][/URL][URL=http://i167.photobucket.com/albums/u138/bagja2000/Yogja%201%20-%204%20Mei%2008/Prambanan/DSCF6901-1.jpg][IMG]http://i167.photobucket.com/albums/u138/bagja2000/Yogja%201%20-%204%20Mei%2008/Prambanan/th_DSCF6901-1.jpg[/IMG][/URL][URL=http://i167.photobucket.com/albums/u138/bagja2000/Yogja%201%20-%204%20Mei%2008/Prambanan/DSCF6902-1.jpg][IMG]http://i167.photobucket.com/albums/u138/bagja2000/Yogja%201%20-%204%20Mei%2008/Prambanan/th_DSCF6902-1.jpg[/IMG][/URL][URL=http://i167.photobucket.com/albums/u138/bagja2000/Yogja%201%20-%204%20Mei%2008/Prambanan/DSCF6903-1.jpg][IMG]http://i167.photobucket.com/albums/u138/bagja2000/Yogja%201%20-%204%20Mei%2008/Prambanan/th_DSCF6903-1.jpg[/IMG][/URL][URL=http://i167.photobucket.com/albums/u138/bagja2000/Yogja%201%20-%204%20Mei%2008/Prambanan/DSCF6904-1.jpg][IMG]http://i167.photobucket.com/albums/u138/bagja2000/Yogja%201%20-%204%20Mei%2008/Prambanan/th_DSCF6904-1.jpg[/IMG][/URL][URL=http://i167.photobucket.com/albums/u138/bagja2000/Yogja%201%20-%204%20Mei%2008/Prambanan/DSCF6905-1.jpg][IMG]http://i167.photobucket.com/albums/u138/bagja2000/Yogja%201%20-%204%20Mei%2008/Prambanan/th_DSCF6905-1.jpg[/IMG][/URL][URL=http://i167.photobucket.com/albums/u138/bagja2000/Yogja%201%20-%204%20Mei%2008/Prambanan/DSCF6911-1.jpg][IMG]http://i167.photobucket.com/albums/u138/bagja2000/Yogja%201%20-%204%20Mei%2008/Prambanan/th_DSCF6911-1.jpg[/IMG][/URL][URL=http://i167.photobucket.com/albums/u138/bagja2000/Yogja%201%20-%204%20Mei%2008/Prambanan/DSCF6916-1.jpg][IMG]http://i167.photobucket.com/albums/u138/bagja2000/Yogja%201%20-%204%20Mei%2008/Prambanan/th_DSCF6916-1.jpg[/IMG][/URL][URL=http://i167.photobucket.com/albums/u138/bagja2000/Yogja%201%20-%204%20Mei%2008/Prambanan/DSCF6917-1.jpg][IMG]http://i167.photobucket.com/albums/u138/bagja2000/Yogja%201%20-%204%20Mei%2008/Prambanan/th_DSCF6917-1.jpg[/IMG][/URL][URL=http://i167.photobucket.com/albums/u138/bagja2000/Yogja%201%20-%204%20Mei%2008/Prambanan/DSCF6918-1.jpg][IMG]http://i167.photobucket.com/albums/u138/bagja2000/Yogja%201%20-%204%20Mei%2008/Prambanan/th_DSCF6918-1.jpg[/IMG][/URL]

gg

ggg



Photobucket - Video and Image Hosting

Photobucket - Video and Image Hosting

Photobucket - Video and Image Hosting

Photobucket - Video and Image Hosting

Photobucket - Video and Image Hosting

Photobucket - Video and Image Hosting

Photobucket - Video and Image Hosting

Photobucket - Video and Image Hosting

Photobucket - Video and Image Hosting

Photobucket - Video and Image Hosting

Photobucket - Video and Image Hosting

Photobucket - Video and Image Hosting

Photobucket - Video and Image Hosting

Photobucket - Video and Image Hosting

Photobucket - Video and Image Hosting

Photobucket - Video and Image Hosting

Photobucket - Video and Image Hosting

Photobucket - Video and Image Hosting

Photobucket - Video and Image Hosting

Photobucket - Video and Image Hosting

Foto

Latest Headlines

bagja2000

Subscribe Now: google

Add to Google

FeedBurner FeedCount

Subscribe via email

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner