Tuesday, June 24, 2008

Nama Jalan Bogor Tempo Doeloe

Untuk mengenal nama-nama jalan di Bogor Tempoe Doeloe, saya buatkan nama-nama jalan saat ini dan nama jalan pada sekitar tahun 1920an (ref: Gemeentekaart van Buitenzorg 1920 - KIT Library):

Jalan Merdeka = Tjikeumeuh Weg
Jalan Ir.H.Juanda = Groote Weg
Jalan Kapten Muslihat = Bantammer weg
Jalan Panaragan Kidul = Gestich Weg
Jalan Mayor Oking = Bioscoop Weg
Jalan Nyi Raja Permas = Stations Weg
Jalan Dewi Sartika = Park Weg
Jalan M.A Salmun = Gasfabriek Weg
Jalan Sawo Jajar = Laan Van Der Wijk
Jalan Abesin = Wetselaars Weg
Gang Ardio = Parallel Weg
Jalan Gedong Sawah = Mulo Straat
Jalan Gedong Sawah 4 = Binnen Weg
Jalan Pengadilan = Hospitaal Weg
Jalan Kartini = Verlengde Feith Weg
Jalan Semboja = Schenck De Jong Weg
Jalan Dr.Semeru = Tjilendek Weg
Jalan Mawar = Gang De Leau
Jalan Ciwaringin 1 = Gang Edwards
Jalan Perintis Kemerdekaan = Gang Kebon Djahe
Jalan Kantor Batu = Museum Laan
Jalan Gereja = Kerk Weg
Jalan Sekolahan = School Weg
Jalan Empang = Tandjakan Empang
Jalan Siliwangi = Handels Straat
Jalan Batu Tulis = Koepel Weg

Nama jalan yang tidak disebutkan, sebagian besar, tidak berubah namanya. Seperti Jalan Panaragan dulunya Panaragan Weg. Gang Menteng dari dulu tetap bernama Gang Menteng. Jalan Ciwaringin dulunya memang bernama Tjiwaringin Laan. Gang Slot, dari dulu memang bernama Gang Slot. Jalan Pledang, dulunya memang bernama Pledang Weg. Jalan Panaragan memang dari dulu sudah bernama Panaragan Weg. Mantarena, dulunya juga bernama Mantarena. Jalan Pancasan dari dulu sudah bernama Pantjasan Weg.

Ada juga nama jalan yang saat ini terpecah menjadi beberapa nama jalan. Seperti Tjikeumeuh Weg, saat ini menjadi terbagi menjadi tiga jalan, yaitu: Jalan Merdeka, Jalan Tentara Pelajar dan Jalan Cimanggu. Groote Weg saat ini terbagi menjadi beberapa jalan, yaitu: Jalan Ir.H Juanda dan Jalan Jend Sudirman.

Tentunya ada jalan yang dulu belum ada karena memang masih berupa rawa atau hutan, atau memang tidak dicantumkan di peta tersebut. Seperti Jalan Jalak Harupat dan Jalan Pajajaran.

Tuesday, June 10, 2008

Trilogy Neptunisme (hehehe maksa)

Saya copas email Tri GGP dari milist Pangrango......

Email 1

Dear friend
Bangga mjd bagian dari bangsa ini aja itu blum cukup care
Sebagai generasi muda kita dituntut bijak untuk menyikapi segala
persoalan bangsa.

Hal ini penting agar kita tidak mudah terprofokasi oleh opini publik
yg sengaja di bentuk untuk kepentingan politik misalnya.

Dengan didasarkan pada pemikiran dan informasi yg akurat sebagai anak
bangsa kita bisa memahami berbagai polemik yg timbul.

Misalnya : tentang BBM

Bila kita mau meluangkan wkt untuk mencari informasi tentang ujung
persoalannya ,wacana untuk aktif terlibat dlm aksi demo yg saat ini
sedang ramai bisa kita kesampingkan.

Karena toh jauh2 hari sejak pemerintahan Megawati hingga saat ini yang
namanya aturan perundangan tentang pengusaan kekayaan alam khususnya
tambang , khususnya untuk investor asing, diberi ruang yang sangat2
besar sd 99 %.

Jadinya bila kondisinya jd spt sekarang ya tdk aneh.

Belum lagi tentang pencurian uranium oleh perancis yg memiliki masa
energy 125 Thn X jumlah energy listrik yg dikonsumsi secara nasional
yg akhirnya dipeti eskan.

Pada akhirnya dengan informasi dan pemahaman yg benar kita tidak mjd
bagian dari tmn2 pendemo yg notabene adalah kaum "telat".

Dengan kita membagi info pd orang terdekat ttng kondisi real tsb
, sdh cukup mjd pencerahan psikologis. Sehingga hujatan pd
pemerintah/eksekutif dpt dihindarkan ,namun wacana akan kredibilitas
yudikatif patut kita pertanyakan , krn semua bermuara disana ( cth :
kasus Al Amin dlm kasus alih fungsi hutan lindung pulau bintan.

..............................

........................................
......................................................................
......................................................................
.................................................

Jbt erat

Ggp

---------------------------------------------

Email 2

Dear friends
Sebagai negara dgn jumlah penduduk yg besar dan kekayaan alam yg
sangat melimpah kita dapat mjd kekuatan ekonomi spt RRC.

Itu bila bebeberapa contoh aspek dibawah ini kita miliki:

1.Penguasaan akan Tehnology sehingga kita tangguh dlm
pangan,industri dan militer.

2.Penguasaan dan Pengawasan Penggunaaan Kekayaan Alam yg Ada Di Bumi
Indonesia di kuasai sepenuhnya oleh BUMN kita, lihat cth :
petronas malaysia yg mjd ATM negaranya.

3.Pendidikan , SDM yg besar bisa mengantar kita mjd bangsa produsen
dan bukan konsumen.Ini krn semua bahan industri ada dibumi
Indonesia.

4. Diplomatik
Lihat bagaimana kemampuan presiden iran meloby bgs2 lain shg iran
disegani amerika.

5. Nasionalisme
Kebanggaan akan bgs scr tdk langsung akan mendorong SDM nya u/
memiliki visi ke dpn yg inovatif , cth : jepang,korsel

6. Pelestarian Budaya
Lihat bagaimana sistem monarki di negara2 Inggris,Belanda,Jepang
Dll dapat berjalan seiring dan tetap dijaga keutuhannya.

Hal2 tsb hanya bisa diwujudkan dgn Para sobat menyuarakan
aspirasinya kpd Parlemen yg Notabene adalah institusi negara
tertinggi yang membuat UU.

Aspirasikan dan fungsikan parlemen shg mrk tdk tdr ktk hdr dlm
rapat2 yg membahas kepentingan rakyat.Dorong mrk menyuarakan suara
rakyat krn toh anda sudah membayar mrk dgn sangat mahal melalui
pajak yg anda byrkan.Kobarkan nasionalisme shg mrk lbh loyal pd
kepentingan rakyat dr pd kendaraan politiknya.

Mulailah pembelajaran politik yg penuh martabat dgn fasilitas anda &
hak anda sbg warga negara .

Mohon maaf bila kata "telat" sdh membuat anda tdk nyaman.

..............................

.......................................
.....................................................................
.....................................................................

Jbt erat

Ggp

------------------------------------------------------------------

Email 3/b>

Bangsa Indonesia mungkin perlu bercermin pada Bolivia dan Venezuela
dalam menyikapi liberalisasi perdagangan yang berimplikasi pada
ancaman krisis energi. Kebijakan menasionalisasi perusahaan
multinasional di negeri itu dan negosiasi ulang kontrak karya
merupakan langkah yang patut dipertimbangkan oleh pemerintah
Indonesia. Selama ini keuntungan perusahaan multinasional tidak
seimbang dengan pendapatan yang diperoleh Negara pemilik sumber daya
migas.

Hasil menasionalisasi dan negosisasi kontrak karya migas di kedua
negara itu sebesar 10% dari pendapatannya dialokasikan untuk
pengembangan pangan melalui reforma agraria.

Pertanyaannya, adakah "keberanian" bangsa Indonesia meniru Venezuela
dan Bolivia?

Kalau kita konsisten melaksanakan amanat UUD 1945 khususnya Pasal 33
sesungguhnya pintu untuk negosiasi ulang belum tertutup. Di samping
itu, kebijakan ini akan dapat terealisasi apabila didukung oleh
rakyat dan pemimpin yang memiliki governability tinggi yaitu
keberanian, integritas, kejujuran dan keberpihakan kepada
kepentingan rakyat.

" Sinar Harapan 27 Mei 2008" (Khairil Anwar Notodiputro/Guru Besar
& Dekan Sekolah Pascasarjana IPB Bogor)

Sip : Cth juga kemampuan "loby politik" yg dilakukan ke 2 negara itu
dalam mengantisipasi serangan militer sbg akibat dr tindakan
nasionalisasi sumber energi dinegara mrk yg spt kt ketahui semua
berjalan lancar tampa kendala.

..............................

.......................................
.....................................................................
.....................................................................





Tuesday, June 3, 2008

Selamat ULTAH ...Bogor

Hari ini ku ucapkan.....
"Selamat Ulang Tahun Bogor"
.......
.......
.......
......
(*Ada banyak titik-titik yang bakal harus diisi)
Silahkan isi dengan asa, pujian bahkan umpatan

Salam,
Bagja

Foto

Latest Headlines

bagja2000

Subscribe Now: google

Add to Google

FeedBurner FeedCount

Subscribe via email

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner