Wednesday, October 15, 2008

Keterbukaan Yang Kebablasan

Awalnya cukup surprise menemukan nama anak saya di mesin pencari "paman google". Seminggu lalu memang sedang iseng searching, bertanya-tanya dalam hati, "ada nama anak saya ngak yah di internet?". "Apa namanya pasaran atau tidak?" Begitu pertanyaan dalam hati, yang mungkin saja salah satu dari narsis atau apalah.

Tak lama, terlihat hasil pencarian "paman google" yang memperlihatkan nama anak saya di salah satu site. Langsung saja saya berpikiran negatif, "lah kok bisa ada yang bernama sama?" Padahal waktu memberi nama, saya sudah yakin tidak bakalan ada.

Untuk memuaskan rasa penasaran itu, langsung saja saya klik hyperlink hasil pencarian di google tersebut. Terpampang informasi nama anak saya, nama sekolahnya, tingkat kelas, dan jenis kelamin. Dan semua informasi itu memang benar informasi tentang anak saya.

Rupanya saya diarahkan ke link http://nisn.jardiknas.org, website milik DEPDIKNAS yang mengurusi Nomor Induk Siswa Nasional. Di site tersebut kita selain mendapat informasi data siswa di seluruh Indonesia dari tingkat SD/MI sampai Perguruan Tinggi, juga bisa melihat informasi tentang sekolah di seluruh Indonesia. Baik sekolah swasta maupun negeri, di kabupaten sampai kotamadya di seluruh Indonesia.

Yang jadi kepikiran oleh saya, setelah rasa surprise hilang, adalah "informasi data siswa tersebut bisa disalahgunakan oleh orang-orang yang berniat buruk". Masalahnya saya sendiri bisa melihat data siswa semua anak-anak tersebut. Dimana sekolahnya, kelas berapa, serta alamat sekolahnya. Berarti semua orang pun akan bisa melihat informasi tentang anak saya juga.

Rupanya malah sebelum saya menemukan site depdiknas tersebut, menurut harian Tempo 15 Oktober 2008, lebih parah lagi. Site tersebut diawal publish di internet telah menginformasikan data siswa sampai dicantumkan alamat rumah dan nama orang tuanya.

Kerahasian informasi keluarga adalah hak privasi. Data-data anggota keluarga, tanggal lahir serta alamat adalah informasi sensitif. Apabila akan dipublikasikan, harus seizin kita. Selain itu, menjadi sangat mudah sekali jika dimanfaatkan oleh orang-orang yang berniat buruk.

Secara teori kriminalitas, atau kata "Bang Napi": "kejahatan terjadi kalau ada niat serta ada kesempatan". Informasi rahasia merupakan juga sebuah kesempatan atau peluang untuk melancarkan suatu niat kejahatan.

Memang ide site depdikbud ini cukup bagus. Dengan terdatanya siswa-siswa di seluruh Indonesia yang valid dan uptodate, saya yakin bisa meminimalisir munculnya kasus-kasus pemalsuan ijazah palsu atau siswa "bodong". Masyarakat menjadi ikut pula mengawasi kebenaran dari data-data siswa.

Kasus-kasus penyalahgunaan data fiktif oleh pihak yang mengambil keuntungan untuk mendapatkan dana juga dapat diawasi oleh masyarakat dengan adanya site DEPDIKBUD ini. Sehingga pihak pemerintah mendapat data riil tentang jumlah siswa suatu sekolah yang telah terverifikasi oleh pihak sekolah serta oleh masyarakat.

Dengan adanya site ini pun dapat diketahui jumlah keseluruhan siswa yang ada di Indonesia secara valid. Sehingga data tersebut dapat dijadikan tolak ukur untuk menganalisa dalam berbagai kebutuhan statistik suatu penelitian yang membutuhkannya.

Ya, disini saya setuju sekali adanya site http://nisn.jardiknas.org. Namun saya tidak setuju kalau informasi detil tentang anak saya dipublikasikan.

Bisa saja untuk menjaga kerahasiaan informasi, maka hanya orang tua murid siswa itu langsung saja yang bisa melihat detil informasi tentang anaknya. Berikan user dan password bagi para orang tua murid lewat jaringan sekolah-sekolah yang ada untuk mengakses ke site ini dan melihat detil informasi tentang anaknya sendiri. Sehingga pula, apabila ada kesalahan data informasi tentang anaknya dapat langsung dikoreksi oleh orang tuanya serta diverifikasi oleh pihak sekolah.

Jika ada pandangan bahwa tidak semua orangtua murid di seluruh Indonesia "melek" internet, jawabannya kenapa tidak diberikan wewenang ke pihak sekolahnya saja yang mengkoreksi. Karena, menurut Koran Tempo, data-data siswa yang diinput di site ini diperoleh dari pihak sekolah.

Yang saya bahas diatas baru dari sisi perolehan data informasi dan masalah kerahasian informasi saja. Belum dari sisi masalah kelemahan teknologi yang digunakan untuk mempublikasikannya di Internet. Apakah sudah dijamin aman dari masalah vulnerable server-server yang menyimpan data-data sensitif tersebut? Apakah ada kemungkinan bisa diakses dan diubah data-data tersebut oleh hacker-hacker di Internet? Itu semua adalah hal-hal yang wajib diperhatikan bagi kita di dunia Internet, sebuah dunia yang "borderless" dan memang sebuah dunia yang maya.

Salam,
Bagja

No comments:

Foto

Latest Headlines

bagja2000

Subscribe Now: google

Add to Google

FeedBurner FeedCount

Subscribe via email

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner